Sumber: http://dpcpankembangan.files.wordpress.com/2008/08/p
JAKARTA, MINGGU - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Soetrisno Bachir menyebut bahwa banyaknya artis yang masuk sebagai calon anggota legislatif (caleg) bukanlah sesuatu yang seharusnya dipermasalahkan. Ia menyebut fenomena itu layaknya hukum ekonomi, ketika ada permintaan, pasti ada penawaran.
“Menurut saya ini demand and supply. Masyarakat menghendaki, fanatisme publik itu kuat. Saya merasakan itu karena saya sering ke masyarakat bersama artis. Kemudian supply itu juga otomatis, karena ada permintaan maka di situ ada penawaran,” kata Soetrisno kepada persda network di Jakarta, Minggu (10/8).
Politisi yang populer dengan slogan iklannya “Hidup adalah Perbuatan” ini menyebut bahwa fenomena parpol mengajak artis menjadi caleg itu di Indonesia sudah ada sejak dulu. Ia mencontohkan bagaimana di zaman Orde baru, Golkar sudah merekrut artis. Sekarang, banyaknya artis yang masuk sebagai caleg dinilai Soetrisno karena ingin menunjukkan eksistensi dirinya. Menurutnya, pendapatan artis sudah miliran dan bahkan sudah mampu menguasai publik dibandingkan politisi sekalipun. “Nah yang belum dia miliki adalah ingin mengaktualisasikan dirinya bahwa ia bisa berbuat lebih banyak untuk rakyat.” kata dia.
Soetrisno juga mengaku tidak keberatan jika partai yang dipimpinnya mendapat sebutan sebagai Partai Artis Nasional. Ia malahan menyebut bahwa pelesetan nama PAN itu bukan hanya itu. Di kalangan Nahdlatul Ulama, PAN kata dia disebut Partai Anak Nahdliyin. Sementara di kalangan marhaenis, PAN disebut Partai Anak Nasionalis. “Di artis jadi Partai Artis Nasional, biar saja, nggak apa-apa. Yang penting PAN ini rumah besar bagi semua kalangan,” kata dia.
Toh, meski identik dengan sebutan Partai Artis Nasional, Soetrisno menyebut bahwa porsi untuk kalangan artis sebagai caleg yang masuk dari partainya tidaklah dominan. Bahkan kata dia sangat kecil jika dibandingkan dengan kader partai. “Dari 672 caleg, itu paling banyak caleg artis hanya 30-an. Jadi tidak sampai 5 persen. Lha, bahwa nanti yang terpilih berapa, itu saya belum tahu. Saya perkirakan kalau dapat 100 kursi yah 10 persennya. Jadi mungkin 10-an artis mungkin yang akan terpilih,” lanjut dia.
Politisi asal Pekalongan ini juga membantah bahwa PAN menerapkan pola rekruitmen pragmatis dengan membuka pintu lebar-lebar bagi artis yang ingin maju sebagai caleg. Sebaliknya, kata dia, artis yang ingin maju sebagai caleg lewat PAN, harus menjalani serangkaian pelatihan (training) yang super ketat. “Di PAN ada lembaga untuk memberikan bekal maupun pengetahun kepada artis yang akan maju mengenai masalah politik, kebangsaan, parlemen, di DPR itu seperti apa. Yang memberikan training itu doktor politik, juga politisi yang aktif di partai. Sekarang, Anda lihat saja, Derry Drajad kalau tampil di acara Republik Mimpi itu sudah berbeda karena sudah di training,” sambung Soetrisno.
Kalaupun muncul sinisme dengan banyaknya artis jadi caleg, Soetrisno menyebut bahwa itu bukanlah bentuk sinisme publik. Tapi hanya pendapat dari sebagian kecil kalangan di masyarakat. “Bukan sinisme publik, tapi sinisme pengamat. Padahal yang milih kan rakyat, jadi kenapa pengamat mengatasnamakan rakyat. Lha wong rakyat kalau didatangi selebritis senang sekali, karena kebetulan banyak koruptor bukan dari artis. Dede Yusuf, Adjie Massaid, Komar bukan koruptor, kan nggak ada artis yang jadi koruptor,” ujar dia.
Beberapa artis yang merapat ke PAN diantaranya bintang film Wulan Guritno, pesinetron yang bintang iklan Marini Zumarnis, pelawak yang juga presenter Eko Patrio, dan juga pelawak yang kini jadi dai, Cahyono. Juga, rocker era 80-an, Ikang Fawzi. Sebelumnya ada aktor Dede Yusuf yang kini menjadi wakil gubernur Jawa Barat.
(PersdaNetwork/HAD)
Dukung No 4 pasangan Zainudin Hasan dan Ikang Fawzi, pada Pilkada Lampung Selatan tanggl 30 Juni 2010 ya? Bismillaaaah.....
BalasHapus